BAB.7
( REVIEW )
BAB.8 ( UTS )
BAB.
9
ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
1. Perkembangan
Dana Pembangunan Indonesia
Dari segi
perencanaan pembangunan di Indonesia, APBN adalah konsep perencanaan
pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena iyulah APBN selalu disususn
setiap tahun.
Maka
secara gari besar APBN terdiri dari pos – pos seperti dibawah ini :
Dari sisi
penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan
Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari
pos pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
APBN
disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan
prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat
tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri
dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya pembangunan
di Indonesia.
Meskipun
dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagia sumber pembiayaan
pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan namun kontribusinya terhadap
keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh dari yang diharapkan.
Dengan kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam
hal ini pinjamanan luar negeri masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun
terakhir PELITA, prosentase tabungan pemerintah sudah mulai lebih besar
dibanding pinjaman luar negeri.
Hal ini tidak terlepas dari peranan sektor
migas yang saat itu sangat dominan, serta dengan dukungan beberapa kebijakan
pemerintah dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan penerimaan negara
lainnya. Untuk menghindari terjadinya deficit anggaran pembangunan, Indonesia
masih mengupayakan sumber dana dari luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter
Govermmental Group on Indonesia ) bukan lagi menjadi forum Internasional yang
secara formal membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun dengan
lahirnya CGI ( Consoltative Group on Indonesia ) kebutuhan pinjaman luar negeri
sebagai dana pembangunan masih dapat diharapkan. Yang perlu diingat bahwa
sebaiknya pinjaman tersebut ditempatkan sebagai pelengkap pembangunan dan peran
tabungan pemerintahlah yang tetap harus dominan, bukan sebaliknya
2. Proses
Penyusunan Anggaran
Anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja
yang hendak dicapai selama datu periode yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Penganggaran adalah proses untuk mempersiapkan anggaran
Aspek anggaran sektor publik:
v Perecanaan
v Pengendalian
v Akuntabilitas
Tujuan anggaran sektor publik:
v Anggaran sebagai alat bagi pemerintah untuk
mengarahkan pembangunan sosial ekonomi
v Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan
dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang
v Anggaran diperlukan sebagai alat untuk menunjukkan
pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat
Fungsi anggaran sektor public :
v Alat perencanaan
v Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan
sebagai:
§ Merumuskan tujuan
serta sasaran kebijakan
§ Merencanakan
berbagai program
§ Mengalokasikan
dana pada berbagai program
§ Menentukan
indikator kinerja
v Alat pengendalian
v Alat kebijakan fiscal
v Alat politik
v Alat koordinasi dan komunikasi
v Alat memotivasi
v Alat penilaian kinerja
v Alat menciptakan ruang publik
Jenis anggaran sektor publik:
v Anggaran operasional: anggaran untuk memenuhi
bebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan
v Anggaran modal: menunjukkan rencana jangka
panjang
Prinsip anggaran :
v Komprehensif
v Otorisasi oleh legislative
v Keutuhan anggaran
v Diketahui public
v Nondiscretionary appropriation
v Periodik
v Akurat
v Jelas
Tahapan penyusunan :
v Tahap persiapan anggaran
v Tahapan ratifikasi
v Tahapan implementasi
v Tahapan pelaporan dan evaluasi
3. Perkiraan
Penerimaan Negara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat . APBN berisi daftar sistematis dan
terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran. APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang .
Secara
keseluruhan sumber penerimaan negara bersumber dari :
1. Penerimaan dalan negeri, yang terdiri
dari;
v Penerimaan Perjakan :
§ pajak penghasilan (minyak dan gas, non minyak
dan gas)
§ pajak pertambahan nilai
§ pajak bumi dan bangunan
§ Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangun
(BPHTB)
§ Pajak Lainnya
§ Pajak Perdagangan Internasional
§ Bea Masuk
§ Pajak/Pengutan Ekspor
v Penerimaan Bukan Pajak :
§ Penerimaan Sumber Daya Alam (minyak bumi, gas
alam, pertambangan umum, kehutanan, perikanan)
§ Bagian Laba BUMN
§ PNPB Lainnya
2. Penerimaan luar
negeri
Penerimaan
dari luar negeri dapat dihasilkan dari investasi atau modal proyek ataupun
pinjaman keluar negeri. Bisa juga didapatkan dari ekspor barang ataupun dari
visa para tourist yang datang ke Indonesia.
4. Perkiraan
Pengeluaran Negara
Secara
garis besar,pengeluaran Negara dikelompokkan menjadi dua yakni :
v pengeluaran
rutin
v pengeluaran
pembangunan
Pengeluaran rutin Negara adalah
pengeluaran yang dapat dikatakan selalu ada dan telah terencana sebelumnya
secara rutin,diantaranya:
v Pengeluaran
untuk belanja pegawai
v Pengeluaran
untuk belanja barang
v Pengeluaran
untuk subsidi daerah otonom
v Pengeluaran
untuk membayar bunga dan cicilan hutang
v Pengeluaran
lain lain
Pengeluaran pembangunan, secara
garis besar, yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan diantaranya adalah:
v Pengeluaran
pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga Negara,diantaranya untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab
masing-masing departemen/lembaga Negara bersangkutan.
v Pengeluaran
pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah( Dati I dan II )
v Pengeluaran
pembangunan lainnya
5. Dasar
Perhitungan Perkiraan Penerimaan Negara
Konsep
Produk Domestik Bruto, Produk Domestik Regional Bruto, dan Pendapatan Nasional
:
a) Produk Domestik Bruto
PDB
diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB
berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung
total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu
dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya,
PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB
Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB
tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas
Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh
dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor – impor
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor – impor
Di mana
konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh
sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor
melibatkan sektor luar negeri.
Sementara
pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana
sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk
tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara
teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan
angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan
pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan
pengeluaran.
b) Produk Domestik Regional Bruto
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang merangkum
perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu
periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung PDRB atas dasar harga berlaku
menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas
dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar).
Penghitungan PDRB saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar.
Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.
Peroduk
Domestik Bruto sebagai salah saru indicator ekonomi memuat berbagai instrument
ekonomi yang di dalmnya terlihat jelas keadaan makro ekonomi suatu daerah
dengan pertumbuhan ekonominya, income perkapita dan berbagai instrument ekonomi
lainnya. Dimana dengan adanya data-data tersebut akan sangan membantu pengambil
kebijaksanaan dalam perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah
arah.
Angka PDRB sangat diperlukan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisa perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. PDRB dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu :
Angka PDRB sangat diperlukan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisa perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. PDRB dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu :
v Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB
adalah jumlah nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta sebagai hasil proses
produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi dalam suatu
wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.
v Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB
adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor faktor produksi yang ikut di
dalam proses produksi di suatu wilayah/region pada jangka waktu tertentu
(biasanya setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji,
sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Termasuk sebagai Komponen penyusun
PDRB adalah penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah
semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagainilai tambah bruto
sektoral. PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor
(lapangan usaha).
v Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB
adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap
domestik bruto, perubahan inventori, dan ekspor neto di suatu wilayah/region
pada suatu periode (biasanya setahun). Yang dimaksud dengan Ekspor netto adalah
ekspor dikurangi impor.
c) Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode, biasanya selama satu tahun.
Konsep
pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris
yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam
perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur
kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product,
GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh
negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar