it's real me

it's real me
RAHMAWATI. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

TOPENG MONYET DIHAPUSKAN MULAI TAHUN 2014


Berawal dari razia topeng monyet yang saya tonton di salah satu tayangan berita televisi swasta di Indonesia, saya pun ikut kaget mengapa topeng monyet akan dihapuskan atau tidak boleh beroperasi lagi di tahun 2014. Padahal yang saya tau topeng monyet itu merupakan salah satu budaya betawi di Jakarta ini, jadi sebaiknya jangan dihapuskan, melainkan menertibkan saja para pekerja topeng monyet liarnya, tapi saya juga sebenarnya ikut mendukung bila topeng monyet yang dituntas di tahun 2014 itu adalah topeng monyet liar, yang memang menggunakan monyet-monyet tersebut untuk mencari nafkah, yang bersikap keras atau menyiksa monyet-monyet tersebut agar si monyet bisa menghibur. Karena menurut saya mengapa harus menggunakan tenaga monyet untuk menafkahi hidup sedangkan fisik kita masih bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk bekerja dan menghasilkan pundi-pundi uang dari keringat sendiri, tidak menggunakan keringat monyet-monyet tersebut, toh kita sebagai manusia tentu lebih punya akal dan segalanya dibandingkan monyet. Masih banyak pekerjaan lain yang bisa kita lakukan selagi kita mempunyai niat, usaha dan bersungguh-sungguh, jangan menjadi pribadi yang pasrah dan mudah menyerah. Memang tidak semua pekertja topeng monyet itu melakukan penyiksaan terhadap monyetnya, ada juga kok yang memang benar memelihara monyet itu dengan benar, tetapi tetap saja menurut saya lebih baik mencari saja pekerjaan yang lain yg masih bisa dikerjakan sendiri ketimbang menggunakan tenaga monyet,kasian sih menurut saya.

Dan akhirnya saya pun mencari lagi berita tentang topeng monyet ini di salah satu situs berita online yaitu www.merdeka.com , untuk mencari lagi beritanya yang lebih akurat, kurang lebih berita yang di sajikan adalah sebagai berikut :

“Merdeka.com - Gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan Jakarta bebas topeng monyet pada 2014. Untuk mewujudkan rencana tersebut Pemprov DKI berencana membeli seluruh monyet milik pengamen topeng monyet untuk dirawat di Taman Margasatwa Ragunan.

Rencana 
Jokowi ini, mendapatkan perlawanan keras oleh para pengusaha topeng monyet. Ono Rastono (48) salah satu pemilik monyet di daerah Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, atau sering disebut Kampung monyet, berharap agar Jokowi mengurungkan niatnya untuk menertibkan topeng monyet di tahun 2014 mendatang.

"Saya sih maunya ini jangan dilakukan, soalnya monyet-monyet ini kan kami rawat, enggak kami siksa. Lagi banyak juga kok warga sini yang bergantung hidupnya sama topeng monyet," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (23/10).

Tono menambahkan, setiap tiga bulan, monyet tersebut dibawa ke dokter hewan untuk diberikan suntikan kesehatan. Untuk suntik rabies, Tono juga mengaku rutin memberikannya setiap satu tahun sekali.

"Kalau suntikan kesehatan bayarnya Rp 50 ribu, untuk suntikan rabies Rp 100 ribu. Apakah saya dianggap menyiksa hewan, justru monyet-monyet ini kami urus bukannya kami siksa," paparnya.

Pria yang sudah tujuh bulan, menggeluti bisnis topeng monyet ini menjelaskan, selain bisa menghasilkan uang yang halal untuk menghidupi keluarga, menurutnya usaha yang dijalankan olehnya juga dapat mengurangi pengangguran di Ibu Kota Jakarta.

"Saya punya 10 ekor monyet, tiap hari saya sewakan sama warga sini kalo mau dijadiin topeng monyet. Semua warga sini malah minta saya nambah monyet-monyet saya buat disewa," jelasnya.

Tono juga, sempat mengutarakan kekecewaannya terhadap 
Jokowi karena dinilai tidak memihak terhadap rakyat kecil. "Waktu dia jadi cagub, saya kok yang diminta jadi tim suksesnya di sini, tapi mana setelah jadi Gubernur dia malah menindas kita, mana janjinya dulu," tegasnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta 
Joko Widodo ingin di tahun 2014 mendatang Ibu Kota Jakarta terbebas dari topeng monyet. Menurut Jokowi binatang yang tergolong dalam jenis primata ini harus dilindungi dan dikembalikan ke habitatnya atau masuk ke kawasan konservasi.

Jokowi menilai, tidak boleh ada pihak-pihak yang menyiksa monyet untuk melakukan atraksi demi mendapatkan uang. Keberadaan topeng monyet di jalan juga dianggap mengganggu ketertiban umum. Karena membuat pengguna jalan. Selain itu, dikhawatirkan monyet-monyet tersebut rentan dengan penularan penyakit. “

Nah, mungkin dari berita yang sudah saya baca ( berita di atas tadi ), saya disini bisa memberikan sedikit solusi sebagai warga yang peduli dan menanggapi adanya masalah topeng monyet ini. Menurut saya ide Bapak jokowi sudah benar untuk menghapuskan topeng monyet di tahun 2014, tapi menghapus topeng monyet yang seperti apa dulu, yang saya maksut disini adalah para pekerja topeng monyet liar yang memang sudah kasar dalam memperlakukan monyet-monyetnya, juga monyet-monyet yang tidak dirawat dengan benar oleh majikannya sehingga bisa saja monyet itu sakit lalu menularkan penyakitnya pada saat beratraksi topeng monyet kepada orang yang menonton ataupun orang-orang yang ada disekitarnya. Karena memang ada undang-undngnya kok di Pasal 302 KUHP tentang larangan menyiksa binatang dan juga tertulis dengan jelas bahwa monyet bukan hewan peliharaan karena dapat menularkan penyakit TBC.

Tapi di sisi lain kalau dilihat dari mata kebudayaan karena topeng monyet ini adalah salah satu kebudayaan Betawi, sebaiknya topeng monyet ini tetap ada tetapi hanya sebagai salah satu pertunjukkan budaya saja, untuk melestarikan kebudayaan bangsa saja, bukan untuk diperkerjakan dan menghasilkan uang atau menafkahi kehidupan sehari-hari. Menurut saya Pak Jokowi harus pintar-pintar bertindak dalam hal ini, sebelumnya sebaiknya pak jokowi berkumpul, berbicara langsung bersama dengan para pekerja topeng monyet, lalu menjelaskan seperti apa maksutnya Pak Jokowi mengeluarkan keputusan tersebut. Kalau memang ada yang merasa dirugikan karena merasa kehilangan mata pencahariannya, maka sebaiknya Pak jokowi juga harus bisa memberikan solusi dari akibat di keluarkannya keputusan beliau tersebut. Seperti mungkin menyediakan lapangan pekerjaan yang baru untuk masyarakat kecil tersebut. Walaupun saya tau Pak Jokowi tidak lepas tangan begitu saja, yaitu Pak Jokowi juga telah melakukan 4 langkah untuk antisipasi yaitu :
1.       Beli monyet ( mendata seluruh topeng monyet di Jakarta dan membelinya )
2.       Sediakan lahan 1 hektare ( untung menampung monyet tersebut )
3.       Berdayakan ragunan ( monyet dimasukkan ke ragunan juga )
4.       Jadi tanggung jawab dinas peternakan ( selanjutnya menjadi tanggung jawab dinas peternakan, pertanian dan kelautan )

Namun, tetap saja para pekerja topeng monyet tersebut merasa resah karena tidak tau harus bekerja apa lagi. Nah disinilah Pak Jokowi juga harus memikirkan bagaimana nanti kelanjutan hidup para pekerja topeng monyet tersebut. Bisa saja misalnya Pak Jokowi meminjamkan modal untuk usaha atau memberikan pelatihan ketrampilan, memberikan pekerjaan yang lebih baik atau sebagainya. Itulah solusi yang kira-kira bisa saya berikan, atas tulisan saya ini yang kiranya kurang berkenan di hati para pembaca mohon di maafkan, karena saya hanya memaparkan pendapat saya sebagai pengikut dari berita-berita ini, sekian terima kasih.

TERINSPIRASI DARI :



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar